Banda Aceh- Sampah plastik menjadi salah satu masalah besar yang ada di Indonesia, terutama Kota Banda Aceh. Banyaknya penggunaan sampah plastik menjadikan limbah tersebut semakin membludak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga hal ini dianggap sebagai permasalahan serius yang harus segera ditangani pemerintah setempat.
Seperti halnya Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh yang berupaya mengurangi sampah limbah plastik kresek dengan menggunakan alat Pirolisis System. Tujuan diadakan alat ini semenjak tahun 2018 adalah untuk membantu pemerintah khususnya dari segi lingkungan untuk mengurangi sampah plastik kresek dan menciptakan solusi energi terbarukan. Yaitu dari sampah plastik menjadi minyak yang hampir setara dengan bahan bakar bensin.
Dalam hal ini dinas terkait juga telah melakukan proses pembakaran pada mesin pirolisis itu sebanyak 4 kali di Intermediate Treatment Facility (ITF) yang ada di pekarangan TPA gampong Jawa, Banda Aceh.
Kasi bidang teknologi dan pengelolaan sampah, Rosdiana ST.,MT yang ditemui oleh tim liputan di kantor DLHK3 Banda Aceh,Kamis (20/6/2019) mengatakan pihaknya akan terus berupaya untuk mengurangi sampah plastik yang ada di Kota Banda Aceh terutama sampah plastik kresek. Sehingga plastik-plastik itu tidak terbuang begitu saja, melainkan dapat di olah kembali menggunakan mesin pirolisis.
“Ya kita punya target utama itu untuk mengurangi sampah plastik di Kota Banda Aceh dengan menggunakan mesin pirolisis ini. Terutama sampah plastik kresek ya.. jika sampah plastik lainnya, pihak kita juga memiliki program seperti halnya sosialisasi prmbatasan penggunaan sampah plastik dan bank sampah” Ujarnya.
Dalam menjalankan proses pirolisis ini ada empat tahapan yang terjadi yaitu pemilahan sampah kresek, pengeringan, penguapan dan pembakaran dengan menggunakan suhu 300o Celcius selama 8 jam yang menghabiskan 57 L solar setiap kali berlangsungnya proses tersebut.
Selanjutnya untuk melakukan proses pirolisis ini pihak DLHK3 Banda Aceh di bantu oleh 4 pekerja lapangan di ITF gampong Jawa. Rosdiana juga menambahkan, dalam menjalankan satu kali proses pirolisis sistem ini membutuhkan 20 Kilogram sampah plastik kresek yang akan menghasilkan 1,5 L setara solar, bensin dan minyak tanah.
“Dalam proses ini kita memerlukan 20 Kilogram sampah plastik kresek ya.. dan sekali proses itu memakan waktu hingga 8 jam yang menghasilkan 1,5 Liter setara solar, bensin atau minyak tanah. Sehingga ini akan sangat bermanfaat ya, sampah plastik itu tidak lagi berterbangan kemana-mana tapi bisa di olah dan lebih bermanfaat” Tutupnya. (AMF).
Visits: 168